Monday, October 19, 2015

Langsa

Mungkinkah aku bukan kesempurnaan untuk mengisi cangkir mu?
Mungkinkah bukan aku yang merampungukan kosonganmu?
Mungkinkah aku bukan bagian darimu yang saling melengkapkan?

Kita adalah sepasang yang berbeda
kepala kita berisi tujuan yang sama dengan jalan tak serupa

Dapatkah kau menerima aku dalam cangkirmu?
Betulkah isianku dalam kata di kalimat kosongmu?

Izinkan lah aku mencintaimu selebih lebihnya dari yang kau kira,
dan terimalah aku, seapa adanya meski kurang dari yang kau minta..

Aku takkan pernah menang dalam debatmu,
cara aku berjalan tak sesempurna langkah kakimu.

Meski kau terlalu sempurna untukku,
mencintaimu adalah hal yang tak sulit bagiku


Semoga entah kau baca atau tidak.. kau adalah bagian dari cangkirku dan jawaban dari kalimat kosongku yang terlalu sempurna untuk benar

Monday, May 18, 2015

Bejana angan angan



Aku berada dalam hitungan yang tak diperhitungkan, sepertinya
Urutan yang tidak istimewa
Bisa jadi aku hanya bagian metamorfosa yang akan kau jadikan cerita selanjutnya
Sedihnya aku sama sekali tak rela.

Kau adalah bagian dari laki laki yang tidak selalu baik
Mengaku menyayangi sepenuh hati
Dan aku melihatnya dari aksi aksi

Aku hanya perempuan biasa
Yang cemburu pada ulasanmu lalu lalu
Menyadari perlakuanmu bukan yang baru pertama itu

-
semoga kita bukan angan
semoga angan belakangan tidak hanya bualan
semoga kita adalah kesemogaan yang jadi kenyataan

selamat datang di lembar baru

terimalah ketidaksempurnaanku tanpa ragu ragu

Thursday, January 29, 2015

Selesai-

ini benar-benar mengganggu,

menyaksikan orang yang memelukku erat kemarin sore besok paginya berubah menjadi diorama yang mencekam ulu hati
menyaksikan orang yang mengantarku semalam besok petang berubah menjadi serpihan bebatuan yang tak sanggup aku buat satu.berkepingan, tak hendak ku dekap

apakah kau menyangka ini sesuatu yang kau bisa ubah seperti suhu?
saat kau dingin kau datang dengan ringkih memelukku,
mencium pundakku, dan mengatakan betapa kau benar-benar butuh aku saat itu,
lalu tiba-tiba kau merasa hangat sendiri,
meninggalkan aku meringkih dalam petang yang menjadi saksi betapa aku disia-siakan sore ini.

aku kira aku sebelah sayapmu,
aku kira aku kaki kirimu,
aku kira aku headsetmu bagian sebelah

ternyata aku salah

aku hanya bagian yang kau kira bisa kau tarik ulur hingga muntah,
kau buat panas dingin sampai lelah

sekarang aku sudah selesai. dan keluar.

bermainlah sendirian, karena peranku sudah selesai aku jalankan


Sunday, January 25, 2015

gurat

betapa ini benar-benar kejutan,
menyadari kita saling berselimutan, menarik kehangat dalam satu gulungan,
mendengarmu mendengkur, sungguh mendengur tidak pernah terdengar semerdu itu seingatku.
lalu aku tertidur, dengan kepalaku tepat didadamu, sampai tanganmu kelelehan, dan aku dibangunkan.

lalu sebentar sebentar diam memenjara kita,
kembali pada sangkar masing-masing. jadi batu.
secepat itu kita berubah tidak saling kenal.

seperti kejutan, kau benar benar kejutan..

aku ingin tenggelam, dalam diemensi dimana waktu berhenti,
dimana kau masih disana dan tidak berubah jadi batu, bulu, atau benda mati yang tidak membalas geli-geli dalam hatiku. aku ingin kau ikut menikmati dimensi mati itu, bersama. kuyup dan basah olehnya.
aku ingin kau menggapai-gapai kearahku, dan aku bisa janji tanpa kau harus menunggu aku akan meraihnya.

kalau memang memilikimu adalah dosa, biarkan aku sengsara, menikmati sepenggal demi sepenggal kedurhakaanku.



Thursday, December 4, 2014

Karena kau tidak sederhana

kau hadir dalam bentuk yang tidak sederhana
ku terima kau dalam keadaan yang tidak aku duga

hanya sekedar mata.
lalu semuanya berubah, dan dengan senang hati aku hilang arah

setiap kali kau menyapa, dimensiku ku berbeda


semalaman aku terjaga,
sibuk menimbang rasa.

segala upaya telah ku coba,
tapi nurani ku menolak lupa, meski pikiranku muntah-muntah memaksa

kini bukan hanya bentukmu saja, kehadiranmu membuat semuanya makin tak sederhana

aku tak bisa berlama-lama,
pilihannya hanya dua
sekarang atau lain kali saja.


kalau begitu marilah melangkah,
menyibak angan untuk merengkuhmu, walau hanya sekedar bayang..
karena kita bicara soal realita--







ya, aku sudah lupa.
tadi kita bicara apa?




Monday, December 1, 2014

Menyapa

aku kini jarang menulis
tidur pun waktunya mulai miris

aku kini jarang berbual
daftar tugas sudah membuat mual

jemari ku kini diranah yang berbeda
bisa tidak bisa aku menggambar saja
'yang penting kertasnya punya rupa !'

khayalan tentang romantika gila dan imajinasi aksara
dijajah habis oleh rupa arsitektura

ini masih tahun pertama katanya..
tapi aku dibuat hampir setengah gila.
untung saja masih bisa berkata 'tidak apa apa'

TIDAK APA APA
ini masih tahun pertama, begitu benarnya
GILA

tapi benar saja, tidak apa apa
bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian harinya

sesempatnya, aku akan bertandang
menyapa penonton tak berupa, yang mungkin saja kurasa tak ada

selamat hari senin.
dari badan penuh lemak dan kafein

Thursday, February 20, 2014

Ritme dan Nada

Tidak ada yang lebih benar dari pada musik.
Dan selera.
Begitu menurut kacamata mereka.

Mereka itu adalah sepasang yang banyak bual,
mereka dapat tertawa terpingkal-pingkal hingga sengal.
Sungai kata mereka seakan tak pernah kering.

Yang lelaki..
Mahir bermain alat musik apa saja.

Dan wanitanya..
Tau musik dari sisi mana saja.

Musik adalah salah satu alasan mereka tetap ingin hidup,
sedang alasan lainnya adalah mereka sendiri.

...
Teras mereka tidak pernah hening,
kau akan mendengar musik dari abad kapan saja.
Seperti kebiasaan menyeduh kopi santai sore-nya.

Rumah mereka tidak pernah absen dari debu.
Kau akan dipengapkan oleh alat musik berbagai rupa.
Bisa saja dipanggil museum serbaguna.

Musik bagi mereka adalah filosofi.
Musik adalah nutrisi.
Musik adalah antibiotik.
Dan musik adalah aphrodite.

Mereka mecintai satu sama lain tanpa jeda,
saling beriringan bagai ritme dan nada,
dan terus pada tempo yang tak pernah berbeda.
Berharap cintanya seperti musik, yang takkan pernah tenggalam oleh zaman yang menelannya.

Googling